oleh : Nesya A. Simamora
Judul
diatas sebuah pertanyaan atau pernyataan dari kamu ga sih ? mungkin bakal
penasaran kenapa aku kasih judul ini ditulisanku kali ini. Okey, baiklah akan
aku curhatkan segala isi perasaanku. Btw guys, aku baru aja melangsungkan
pernikahan tanggal 10 April 2018 lalu, di kota kelahiranku Binjai tercintaaahhh….
Alhamdulillah segalanya lancar setelah beberapa ketakutan-ketakutan yang
menurut orang lain “wajar” untuk dialami calon pengantin dan apalagi aku gak stay di Binjai. Saat itu dan sekarang
aku tinggal di Lampung untuk menyelesaikan amanah suci, Eaak !! kebetulan aku
mengikuti salah satu program prioritas nasional dari kementerian kesehatan
setelah sebelumnya aku ditugaskan di Papua selama 2 tahun dan aku melanjutkan
penugasan yang kali ini ditempatkan di Lampung, juga akan tinggal disini 2
tahun kedepan. Beside, calon suamiku
yang sekarang udah jadi suami ( #yihaaa…) juga tinggal di Jakarta, sehingga
segala urusan pernikahan ini aku sangat mengandalkan keluarga tercinta di
Binjai. Baik dari segala dokumen persyaratan nikahku hingga segala pernak-pernik
pernikahanku mulai dari yang terkecil hingga yang ribet-ribetnya.
Nah,
karena jarakku yang jauh, menjadi salah satu kendala yang cukup berarti
menurutku. Aku awalnya berfikir untuk mendaftar pernikahan di KUA Binjai, hanya
akan berhubungan dengan dokumen persyaratan pernikahan yang aku gak akan
jelaskan apa aja dokumennya ditulisan ini ya guys, bisa browsing kan ? hehe
Dokumen
persyaratan telah aku dan calon suamiku lengkapi pada saat itu. Memang agak
mepet sih, dari jarak pendaftaran ke KUA ke hari-H pernikahan hanya tinggal
tersisa 2 minggu lagi. Tiba-tiba aku di telfon untuk diminta segera standby di Binjai. Karena berhubung
pekerjaan yang ada di Lampung ini tak bisa aku tinggalkan, aku mulai bingung. Ternyata di Binjai, peserta calon pengantin
harus mengikuti bimbingan wajib serta beberapa persyaratan lainnya yang
mewajibkan calon pengantin yang bersangkutan harus mengikutinya dan tidak bisa
didispensasi.
What
???? aku baru dengar yang beginian, Setelah menjelaskan ke pimpinan, awalnya
memang pimpinan sempat bingung dan bertanya kenapa buru-buru dan terlalu cepat
untuk mengambil cuti? Setelah aku jelaskan blab bla bla. Akhirnya aku bisa
pulang ke Binjai lebih cepat.
Okey,
introduction-nya udah cukup kali ya,
nah sekarang masuk ke inti. Ternyata Walikota Binjai, bapak HM Idaham telah
mengeluarkan peraturan yang mengatur mengenai pernikahan di kota Binjai itu
sendiri. Nah, dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, warga Binjai yang akan
melangsungkan pernikahan harus melewati beberapa tahapan diantaranya test
urine, suntik TT (Tetanus toxoid) dan bimbingan konseling langsung dari
psikolog. Untuk mengakomodir kegiatan ini, maka pemerintah kota Binjai membuka
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Pusyan Gatra). Yang melatarbelakangi
program ini adalah keprihatinan atas semakin meningkatnya jumlah perceraian
disebabkan masalah ekonomi dan penyalahgunaan narkoba. Juga dengan adanya
Pusyan Gatra ini, diharapkan dapat menekan angka pengguna narkoba yang ada di
Kota Binjai.
Lantas,
gimana dong kalau ada yang ternyata ketahuan mengkonsumsi narkoba ?
Nah,
kepala BNNK Binjai, AKBP Safwan Khayat mengatakan, bagi pasanagn calon
pengantin yang ternyata dijumpai positif mengkonsumsi narkoba akan dilakukan
penilaian (Asessment) terlebih dahulu dan akan diinformasikan ke keluarga yang
bersangkutan. Apakah akan menerima calon pasangannya yang terjangkit narkoba,
dengan cara menikah terlebih dahulu lalu dilakukan rehabilitasi atau
PUTUSSSSSSSSS….. huhuhu (Lo gue End) !!! Hal ini diserahkan ke keluarga.
Dan
juga proses rehabilitasi akan dilakukan tergantung sejauh mana yang
bersangkutan mengkonsumsi narkoba, jika yang bersangkutan adalah golongan
pemakai ringan, akan dilakukan rehabilitasi jalan. Sedangkan untuk pemakai
berat, maka akan dilakukan rehabilitasi inap, begitu menurut bapak Safwan
Khayat.
Dan
ternyata guyss, fyi, Program Pusyan Gatra ini adalah Pertama di Indonesia.
Binjai memiliki prosedur menikah yang ketat dan mudah-mudah dapat menekan
jumlah para pengguna Narkoba. Semoga dapat menginspirasi wilayah-wilayah lain
di Indonesia.
Jadi
kesimpulannya, dibalik kerempongan yang aku alami akibat jarak yang jauh, ada
misi yang hebat…. #Ahaha. Untuk Binjai yang bersih dari NARKOBA, patuhilah dan
ikutilah prosedur yang ada. Dan bagi anak muda Binjai, NARKOBA bisa
menghancurkan SEGALANYA !! Menghancurkan diri sendiri, menghancurkan kehormatan
keluarga dan menghancurkan CINTA !!! Makanya !! Jauhi Narkoba, dekati Sang
Pencipta !!!
Hidup
Binjai !!! Bangga Jadi ANAK MUDA BINJAI !! BINJAI CERDAS !!